Paus Francis mengeluarkan salah satu dokumen yang paling
ditunggu-tunggu dari kepausannya pada hari Jumat 8 April 2016, sebuah risalah / treatise tentang
pernikahan dan keluarga, hasil dari dua pertemuan keuskupan Katolik yang
membidani divisi tersebut.
Dalam dokumen setebal 260-halaman "Amoris
Laetitia," (The Joy of Love), Paus Francis menyerukan tentang perlunya re-integrasi bagi jiwa-jiwa Katolik yang pernah mengalami perceraian untuk kembali ke dalam Gereja Katolik dan menikah lagi dalam upacara
sipil. Di dokumen ini Paus bahkan juga mengutip Martin Luther King, hingga penulis dari Argentine Jorge Luis Borges untuk menggambarkan pentingnya damai di dalam keluarga.
Di bawah ajaran Gereja saat ini mereka tidak dapat menerima komuni
kecuali mereka menjauhkan diri dari seks dengan pasangan baru mereka,
karena pernikahan pertama mereka masih berlaku di mata Gereja dan mereka
terlihat akan hidup dalam keadaan berzinah dosa.
Satu-satunya cara umat Katolik tersebut dapat menikah lagi adalah jika
mereka menerima pembatalan. Menyatakan bahwa pernikahan pertama mereka
terjadi tapi ada kekurangannya, yaitu pra-syarat tertentu
seperti kematangan psikologis atau kehendak bebas. Di dalam berita bahasa Inggris :
The only way such Catholics can remarry is if they receive an
annulment, a religious ruling that their first marriage never existed
because of the lack of certain pre-requisites such as psychological
maturity or free will.
"No one can be condemned forever, because that is not the logic of
the Gospel! Here I am not speaking only of the divorced and remarried,
but of everyone, in whatever situation they find themselves," the Pope
said.
Paus Fransiskus dalam hal ini telah merubah prosedur untuk membuat memperoleh pembatalan / annulments yang sebelumnya agak rumit sekarang menjadi lebih sederhana dan mudah. Hal ini adalah hasil dari dua jajak pendapat dari keuskupan / sinode di Vatikan bulan Oktober 2014 dan Oktober 2015 yang membahas masalah keluarga.
Dokumen ini adalah sebuah reformasi dari sang Pope agar lebih mudah bagi anggota gereja Katolik yang mengalami perceraian agar bisa bergabung kembali ke dalam komuni.
Dokumen
kepausan, secara resmi dikenal sebagai Pasca-Sinode Apostolik / Post-Synodal Apostolic Exhortation, juga
diharapkan bisa membuat program yang lebih baik untuk sesi persiapan
pernikahan. Hal penting lainnya, juga mendukung suara sinode bahwa pernikahan homoseksual tidak bisa
disamakan dengan pernikahan heteroseksual.
Berbagai berita mengenai dokumen treatise Amoris Laetitia dari manca negara :